Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan.
Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang
diperolehnya melalui sosialisasi akan
berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial
memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain
sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu
sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain.
Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini
terjadi karena nilai yang
telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized
value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila
nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.
Terdapat 2 jenis etnosentris
yaitu: 1. etnosentris infleksibel yakni suatu sikap yang cenderung bersifat
subyektif dalam memandang budaya atau tingkah laku orang lain, 2. Etnosentris
fleksibel yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang lain
tidak hanya berdasarkan sudut pandang budaya sendiri tetapi juga sudut pandang
budaya lain. Tidak selamanya primordial merupakan tindakan salah. Akan tetapi
bisa disaja dinilai sebagai sesuatu yang mesti dipertahankan. Dalam sudut
pandang ajaran (ritual) misalnya. Perilaku primordialisne merupakan unsur
terpenting, saat memberlakukan ajaran intinya.
0 komentar:
Posting Komentar